KONFIGURASI WIRELESS INTERFACE MIKROTIK ROUTERBOARD
[1] Konsep jaringan tanpa kabel
=pertama yang harus diketahui dalam konteks bahasan ini adalah definisi dari jaringan tanpa kabel atau jaringan nirkabel. Sebuah jaringan tanpa menggunakan kabel adalah sebuah jaringan yang memungkinkan terjadinya komunikasi antara beberapa sistem komputer tanpa menggunakan koneksi atau hubungan berupa kabel.
Daftar Pustaka
Andy Baguna, 2022, Konsep jaringan tanpa kabel,
https://act.net.id/blog/jaringan-tanpa-kabel/
Diakses pada 29 Agustus 2023, Pada pukul 07:08 WIB.
[2] Jenis-jenis Standar/Protokol/Teknologi Jaringan Tanpa Kabel
A) IEEE 802.11 Legacy
Tahun 1997, IEEE menciptakan standar wireless yang bekerja pada frekuensi 2,4 GHz yang dinamakan 802.11. Namun, Standar ini mendukung bandwith jaringan maksimal 2 Mbps yang terlalu kecil untuk komunikasi dalam jaringan pada saat ini. Karena itu perangkat wireless dan standart wireless ini tidak diproduksi lagi.
B) 802.11b
Tahun 1999, IEEE menciptakan standart lagi yaitu 802.11b yang mendukung bandwidth yang mencapai 11 Mbps dan bekerja pada frekuensi 2,4 GHz. Standart ini menggunakan frekuensi yang merupakan frekuensi radio yang tidak diatur sehingga dapat menimbulkan gangguan dari perangkat electronik lainya seperti microwave, televisi dan perangkat lain yang menggunakan frekuensi 2,4GHz. Namun, hal tersebut dapat dihindari dengan mengatur jarak antar perangkat elektronik sehingga tidak akan menimbulkan gangguan.
C) 802.11a
IEEE kembali membuat ekstensi untuk standart 802.11 yang dinamakan 802.11a. Standart ini mendukung bandwidth data mencapai 54 Mbps dan berjalan pada frekuensi 5 GHz. Standart 802.11b dan 802.11a berjalan pada frekuensi yang berbeda sehingga kedua teknologi ini tidak kompatibel satu sama lain. Beberapa vendor menawarkan perangkat jaringan hybird 802.11 a/b. Namun perangkat tersebut hanya menjalankan satu standar pada satu waktu.
D) 802.11g
Tahun 2002, IEEE menciptakan standart 802.11g. Standart ini mendukung bandwidth 54 Mbps dan menggunakan frekuensi 2,4 GHz yang memiliki jangkauan sinyal yang luas. Perangkat dengan Network adaptor yang menggunakan standart ini kompatibel dengan standart 802.11b dan sebaliknya.
E) 802.11n
Standart ini diciptakan untuk memperbaiki standart 802.11g dengan memanfaatkan beberapa sinyal wireless dan atenna. standart ini diresmikan oleh IEEE pada tahun 2009 dengan spesifikasi yang menyediakan bandwidth mencapai 300 Mbps. Standart ini juga memiliki jangkauan sinyal yang lebih baik dibandingkan standart sebelumnya. Standart ini juga memiliki kompabilitas dengan perangkat yang berstandar 802.11b/g. Standart 802.11n beroperasi pada 2 frekuensi yaitu 2,4 GHz dan 5 GHz.
F) 802.11ac
Advertisement
Standart ini merupakan Generasi terbaru dari standart Wifi yang paling popular digunakan. Standart ini memanfaatkan dual band yang mendukung koneksi secara bersamaan pada frekuensi 2,4 GHz dan 5 GHz. Standart ini juga kompabilitas dengan standart 802.11b/g/n dan juga mendukung bandwith hingga 1300Mbps yang berjalan pada frekuensi 5 GHz juga 450 Mbps pada frekuensi 2.4 GHz.
Daftar Pustaka
Nurul Afifah, 2019, Jenis-jenis Standar/Protokol/Teknologi Jaringan Tanpa Kabel
https://nguprek.com/standart-protokol-jaringan-wireless-ieee-802-11-2/ diakses pada 29 Agustus 2023, pukul 07:35 WIB.
[3] Mode-mode wireless interface mikrotik
1)Mode Alignment Only
Biasa digunakan untuk membantu pada saat pointing dengan indikator beeper/buzzer pada RouterBoard. Contohnya, bisa ditambahkan sebuah script dimana pada saat mendapat sinyal bagus maka beeper akan berbunyi.
2) Mode Ap-Bridge
Mode ini menjadikan interface wireless sebagai access point dengan banyak client. Mode ini biasa digunakan untuk koneksi wireless PTMP (Point To Multipoint). Mode ini bisa dikombinasikan dengan setting Routing maupun Bridging. Untuk menggunakan mode ap-bridge ini routerboard minimal harus memiliki lisensi level 4.
3) Mode Bridge
Mode ini juga menfungsikan wireless mikrotik sebagai access point, akan tetapi hanay bisa menghandle/terkoneksi dengan 1 client, cocok untuk koneksi wireless PTP (Point To Point). Untuk menggunakan mode ini, routerboard cukup memiliki lisensi level 3. Misalnya produk SXT-5HnD, yang memiliki lisensi level 3. Kita bisa membuat koneksi point-to-point dengan 2 buah SXT-5HnD. Mode ini juga bisa dikombinasikan dengan setting Routing maupun Bridging.
4) Mode Station
Mode Station, untuk memfungsikan wireless sebagai wireless client pada topologi PTP maupun PTMP. Mode station ini hanya bisa digunakan untuk membentuk jaringan yang sifatnya routing, bukan bridge network. Mode ini merupakan mode yg paling efisien jika pada sisi wireless client/station tidak membutuhkan bridging. Nah jika anda membutuhkan setting bridging, mode selanjutnya mungkin akan jadi alternatif yang menarik.
5) Mode Station-WDS
Mode Station-wds , untuk memfungsikan wireless sebagai client dari sebuah akses point yang mengaktifkan protocol WDS. Kekurangan dr protocol WDS sendiri adalah terjadinya penurunan throughput wireless hingga 50%. Perlu diketahui, WDS pada sebuah vendor belum tentu compatible dengan WDS dari vendor lain. Begitu juga dengan WDS pada Mikrotik.
6) Mode Station-Bridge
Selain menggunakan WDS, sebagai alternatif bisa juga menggunakan mode Station-bridge. Mode Station-bridge ini digunakan untuk memfungsikan wireless interface menjadi Client dan support untuk bridge network, akan tetapi mode Station-Bridge hanya compatible dengan perangkat Akses Point Mikrotik saja. Lantas bagaimana jika AP tidak menggunakan Mikrotik? Mode-mode berikutnya bisa menjadi solusi.
7) Mode Station-Pseudobridge
Merupakan pengembangan dari mode=station standard. Sama-sama menjadikan wireless sebagai Client, jika pada mode=station tidak support untuk bridging, pada mode Station-pseudobridge support untuk membangun bridge network. Dalam penggunaan mode ini terdapat konsekuensi, dimana untuk bridging layer-2 nya tidak bisa dilakukan secara penuh. Dalam artian mac address dari perangkat yang terkoneksi dibawah wireless client (PC end user) tidak terbaca pada sisi AP.
8) Mode Station-Pseudobridge-Clone
Mode Station-pseudobridge-clone ,sama dengan mode=station-pseudobridge dengan sedikit tambahan. Fitur tambahan yg ada pada mode=station-pseudobridge-clone adalah bisa melakukan cloning MAC Address. Umumnya pada sebuah link wireless, yg terbaca pada sisi AP adalah MAC-Address dari interface wireless client. Tetapi jika menggunakan station pseudobridge-clone, yg terbaca adalah MAC Address dari perangkat yg terhubung ke Station (end-user). Secara default,yg terbaca adalah MAC-Address pada frame header yang pertama diteruskan, bisa diubah pada “station-bridge-clone-mac”.
9) Mode WDS Slave
Mode ini memfungsikan wireless kita sebagai repeater. Wireless bisa berfungsi sebagai station dari AP yang lain sekaligus berfungsi sebagai akses point untuk perangkat wireless lainnya. Mode WDS Slave juga bisa digunakan untuk membangun bridge maupun routing network.
10) Mode Nstreme-Dual-Slave
Mode wireless yang digunakan untuk mengaktifkan wireless full duplex. Mode ini merupakan wireless proprietary Mikrotik yg bisa menjadikan link wireless anda menjadi full duplex. Mode ini membutuhkan 2 wireless card dan 2 antenna pada masing-masing wireless router Mikrotik.
Daftar Pustaka
Candra aditama, 2013, Mode-mode wireless interface mikrotik
https://candraaditama.wordpress.com/2013/06/03/pemilihan-mode-wireless-di-mikrotik/ diakses pada 07:55 WIB.
[4] Konfigurasi dan pengujian mode AP-Bridge pada microtik/Topologi 1
Alat dan Bahan:
a. RouterBoard Mikrotik 1 unit
b. Kabel UTP 1 unit
c. Smartphone 1 unit
1) Ubah Hostne sesuai nama lengkap dan jangan disingkat
2) Dapatkan IP dari sumber internet
3) Konfigurasi DNS Server
4) Konfigurasi NAT
5) Konfigurasi Wireless Interface
Mode :ap-bridge
Band :2GHz B/G/N
SSID :AP-NAMA LENGKAP
6) Konfigurasi IP Wireless interface
7) Aktifkan DHCP Server pada Wireless Interface
8) Hubungkan AP dengan Smartphone lalu periksa apakah IP sudah diberikan pada DHCP leases
[5] Konfigurasi dan Pengujian Mode Station-Bridge pada Mikrotik/ Topologi 2
Alat dan Bahan:
a.RouterBoard Mikrotik 2 Unit
b.Kabel UTP 1 Unit
c.Komputer 1 Unit
1) Konfigurasi hostname menggunakan nama lengkap
2) Dapatkan IP dari ISP
3) Konfigurasi DNS Server
4) Konfigurasi NAT
5) Konfigurasi Wireless Interface
Mode :ap-bridge
Band :2GHz B/G/N
SSID :AP-NAMA LENGKAP
6) Konfigurasi IP Address Wireless Interface
7) Aktifkan DHCP Server pada Wireless Interface
8) Konfigurasi hostname Router Ke 2
9) Scan AP yang sudah dibuat sebelumnya. Setelah itu Pilih dengan klik Connect
10) Dapatkan IP dari AP
11) Konfigurasi DNS Server
12) Konfigurasi NAT
13) Konfigurasi IP ether 1 yang terhubung PC
14) Aktifkan DHCP Server ether 1
15) Pastikan PC mendapatkan IP otomatis
16) Pastikan IP sudah diberikan ke PC
17) Uji menggunakan ping dan tracert
[6] Konfigurasi dan Pengujian Mode Station pada Mikrotik/Topologi 3
Alat Dan Bahan:
a.Smartphone 1 unit
b.Kabel UTP 1 unit
c.RouterBoard Mikrotik 1 unit
1) Konfigurasi AP pada HP terlebih Dahulu
2) Setelah itu konfigurasi hostname sesuai nama lengkap
3) Scan AP dari Smartphone lalu pilih connect
4) Dapatkan IP dari AP
5) Konfigurasi DNS Server
6) Konfigurasi IP ether 1
7) Aktifkan DHCP Server Ether 1
8) Patikan PC mendapatkan IP otomatis
9) Pastikan IP sudah diberikan ke PC
10) Uji koneksi menggunakan ping dan tracert
Mohon maaf pak karena saya tidak menempel kan gambar pada langkah-langkah karena sedikit sulit sebab saya menggunakan hp bukan laptop/ PC sekali lagi saya mohon maaf.
.png)
.png)
.png)
.png)
.png)
.png)
.png)
.png)
.png)
.png)
Komentar
Posting Komentar